Pendidikan Karakter
Rapor pada semester 1 Tahun Pelajaran 2024/2025 terdiri dari dua jenis rapor, ada rapor Kurikulum Merdeka dan ada Rapor Kurikulum 2013, meskipun pada dasarnya isinya sama, masih terdiri dari deretan angka-angka yang merupakan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Nilai tersebut berdarkan hasil Asesmen formatif maupun asesmen sumatif. artinya rapor peserta didik masih mengukur secara kuantitatif bukan kualitatif.
ada banyak kelemahan ketika rapor masih bersifat kuantitatif: yang pertama rapor tersebut tidak menunjukan kemampuan siswa yang sebenarnya, mungkin kemampuan siswa diatas nilai rapor tersebut atau sebaliknya nilai siswa jauh dibawah kemampuannya, sebab tidak dipungkiri, bahwa ketika guru mengolah nilai, banyak faktor yang mempengaruhinya. mungkin nilainya dinaikan karena kurang dari standar atau sebaliknya, nilai siswa tersebut diturunkan, karena terlalu tinggi jika dibandingkan dengan teman-temannya. yang kedua; orangtua atau siswa yang menanyakan ranking kelas, hal ini bertentangan dengan prinsif kurikulum baik pada Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka. karena pada kedua kurikulum tersebut tidak mengenal yang namanya Ranking, hal ini disebabkan karena pada kedua kurikulum tersebut nilai siswa dibandingkan dengan dirinya sendiri, sementara ranking adalah membandingkan siswa dengan teman sekelasnya. banyak lagi kelemahan dari Rapor yang bersifat Kuantitatif.
Padahal ada yang lebih penting dari hanya saekedar nlai yaitu Karakter Peserta Didik. Para guru sering melupakan karakter siswa, begitu juga orang tua, banyak yang tidak perduli dengan karakter siswa. padahal karakter siswa adalah hal yang paling penting yang harus dimiliki siswa, karena karakter lah yang akan terus digunakan oleh siswa dalam hidupnya, sementara mata pelajaran belum tentu akan digunakan siswa selama hidupnya