Entri Populer

Rabu, 25 November 2020

REFLEKSI HARI GURU NASIONAL (25 NOPEMBER 2020)

 

Menjadi guru yang baik memang tidak mudah, ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu; kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

1. Kompetensi pedagogik adalah kompetensi atau kemampuan guru dalam mendidik.

2. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran.

3. Komptensi sisial adalah kompetensi atau kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain termasuk dalam memanusiakan manusia.

4. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi atau kempamuan guru memiliki pridadi yang baik, berwibawa dan santun.

Pandemi Covid-19 menuntut 4 kompetensi ini untuk lebih dimaksimalkan, banyak guru yang tidak siap menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) disebabkan karena kompetensi yang terbatas, terutama kompetensi propesional.

Pada Hari Guru Nasional ada baiknya semua guru merefleksi dirinya, sampai sajauh mana peran guru dalam pembelajaran sehingga menghasilkan generasi yang unggul. Ada tiga hal yang perlu menjadi motivasi bagi setiap guru;

1. Kerja Keras

2. Kerja Cerdas 

3, Kerja Ikhlas

Dengan moto diatas, insya Alloh semua guru akan melakukan hal terbaik demi terciptanya generasi muda yang unggul.

Selamat Hari Guru Nasional, semoga kita semua berada dalam lindungan Alloh SWT. sehingga dapat mendidik anak didik kita dengan baik, dan kemudian akan menghasilkan generasi yang unggul.

Terima Kasih


Senin, 16 November 2020

PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

Pandemi covid-19 datang tiba-tiba, membuat kita semua kaget. merubah seluruh tatanan kehidupan termasuk tatanan pendidikan. Pembelajaran Tatap muka yang biasa dilakukan oleh hampir semua sekolah berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang memisahkan antara guru dengan siswa nya.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) meruapakan kebiasaan baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, sedikit sekali guru dan siswa yang siap untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. banyak faktor yang melatarbelakanginya. disamping ketersediaaan sarana yang belum memadai juga kesiapan pengetahuan yang belum mempuni.

Sarana yang harus dipersiapkan guru dan siswa adalah gawai atau telepon pintar. di sekolah pinggiran ternyata tidak semua siswa  memiliki gawai, hanya 35% siswa yang memiliki gawai sendiri, sisa ada yang menggunakan gawai orang tua, ada juga siswa dan orang tua yang tidak memiliki gawai sama sekali. Disamping masalah tersebut, ketersedian quota internet menjadi permasalahan sendiri yang harus dihadapi oleh guru dan orang tua siswa.

Sealanjutnya, kemampuan guru menggunakan internet menjadi tantangan tersendiri, bahkan ada sebagian guru yang belum mampu menggunakan internet, sebagian guru menggunakan internet hanya terbatas pada penggunaaan aplikasi media sosial, itu pun terbatas hanya pada aplikasi WhatsApp dan Facebok atau media sosial lainnya.

Pada awalnya pembelajaran jarak jauh dipahami oleh sebagian besar guru sebagai pemberian tugas pada media sosial terutama WhatsApp. Tiap hari siswa diberikan tugas berupa serangkaian pertanyaan yang harus dikerjakan siswa, ada satu atau dua mata pelajaran yang memberikan tugas. Tiap hari siswa dijejali dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan, setelah selesai tugas dikerjakan, tugas harus didikirimkan pada gurunya masing-masing melalaui aplikasi WhatsApp. pembelajaran seperti ini sangan membebani siswa, bahkan mungkin akan membuat siswa stress. dan hasil pembelajaran seperti ini sangat tidak bermakna, karena siswa tidak mengalami proses pembelajaran bermakna.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menuntut inovasi dari guru. tanapa inovasi PJJ menjadi pelajaran yang menjemukan dan membebani siswa dan orang tua siswa.

Pengunaan bebagai media pembelajaran, berbagai metoda pembelajaran, dan penggunaan berbagai sumber belajar harus dilakukan oleh guru, beberapa hal yang harus dilakukan;

1. Pemanfaatan media sosial lebih optimal yaitu dengan dibuatkannya group WA untuk tiap kelas, juga penggunaan media sosial lain yaitu facebook,  instagram dan telegram.

2. Proses pembelajaran menitik beratkan pada prosesnya buka pada instrumen penilainya. siswa harus mengalami proses belajar bermakna.

3. Proses pembelajaran terpadu antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring, bakan digunakan pula pembelajaran guru kunjung, meski dilakukan sangat terbatas

4. Proses pembelajaran diusahakan interaktif antara siswa dan guru, juga antara siswa dengan siswa.

5. Guru harus selalu memberikan timbal balik pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa

6. Penggunakan semua sumber belajar, bukan hanya mesin pencari di internet, tetapi sumber belajar di sekitar siswa.